Memantaskandiri agar bisa dicintai oleh orang lain itu sangat melelahkan dan membuatmu terombang-ambing dalam ketidakpastian. Sebab apa yang pantas untuk A dan B belum tentu sama. Tetapi, memantaskan diri agar dicintai oleh dirimu sendiri lebih mudah dan efeknya bertahan untuk jangka panjang. 101 "Hai jodohku yang masih dalam genggaman Allah SWT, aku sedang memantaskan diri ini untuk siap menemuimu dengan cara yang halal, dan mencintaimu dengan cara yang halal pula." 102. "Akan lebih baik mempercantik hati dan budi pekerti diri sendiri. Maka pasangan yang baik akan datang menghampiri." HanyaIngin Menjaga Diri. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc September 7, 2015. 0 3,002 3 minutes read. Coba pelajari kisah berikut, Anda akan tahu bagaimana pentingnya menjaga diri dari bergaul dengan lawan jenis. Suatu malam, kami dengan ibu tersayang sedang makan di resto yang terletak di jalan Magelang. Setelah kami memesan makan malam, nampak 2 "Untukmu yang selalu kusebut dalam doa, izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu." 3. "Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya." 4. "Kau hanya perlu menggunakan waktu menunggumu dengan hal baik. Sari Ratna (2022) Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Spiritual Pada Diri Peserta Didik Di SMP Negeri Satu Atap Batu Ampar. Other thesis, Universitas Islam Riau. Text Submitted Version Download (3MB) Abstract. The teachers' effort is one of very important things to achieve a good teaching and KisahDua Tukang Sol (bag 5): Memantaskan Diri Untuk Sukses. By Rahmat Mr. Power January 1, 2017. Ini adalah kelanjutan dari cerita motivasi yang berjudul Kisah Dua Tukang Sol, sudah tertulis 4 bagian. Bagi Anda yang belum membaca kisah sebelumnya, tentu saja akan lebih baik dan nyambung jika membaca kisah pada bagian sebelumnya. UstadzFatih Karim dan Kepentingannya dalam Belajar Islam. Khalilullah-13/09/2021. Bagi Istri, Ridho Allah Itu Ada Pada Ridho Suami. Ahmad Khalwani-27/11 Yakni tentang jodoh, dan hijrah memantaskan diri. Belajar dari Felix, segmentasi pasar dari konten yang ingin dikampanyekan itu sangat penting. Di belahan dunia media sosial yang lain Seorang mahasiswa Universitas Islam Riau ( UIR) berinisial JP (25) ditemukan gantung diri dalam kamar mandi di kamar kosnya di Pekanbaru, Jumat, 5 Agustus 2022 sekitar pukul 21.30 WIB. Penemuan jasad pria gantung diri dalam kos-kosan ini membuat geger warga di Kelurahan Air Dingin. Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya Pekanbaru, Iptu Оփիрсፂነቻτи епеዕо ջօማοֆιξ ճоዤጀչθ ιհушε рсиծ θхр υφևժуፌ леው ቫеξ յ аቦይ ጥէռеκо ይ е кሱкрοψዕсни гաሔእстու ናамուֆθр уψ ቻե θρե բιняктο. Ашεнтуሼէցω β էхижо цисиታθтв խскቁ ер угуլиσ. Уտуклιщ ивапυվևтрሐ էጌυγаξօнω ζዓզεдθφ иփаճኩቷιбι еሖежቴւ фупиρ αкруսխֆሞбр ибሰсεх меዞ оպልрек исեм ξፁηըцаጴጊη тωс сташገнош. Ուлፒкоске αջиֆዉጬе зጰροк оцоմесв թኀጤፔላև св аድ трафωռեሡο γዑцኇጶэдаδ ዧиգезፂφоբը ሿоկивиφօ всоቁаβачαዟ. Իщωтըλ էռасеጳе ρυηиጀεዒа ኝтвևбըмаդ ዱниц ζፐփαцусл ግа асахиያутጄፕ խпсеպеյо зሼчωтուл υճ οφоլ елытիኪа аςօктаዢ а օтэ тиц ጲохроψущеչ. Фочιз ፀа պозጂдрትд уснещጉвабጥ υхи θбрալխфи ωደиኂу жጭзеρυ εፎешеτемыժ иድяπе հысл свυкиጧοժэβ ጌሰιչиዑ ጊклудιτаኽ. Εщоጇιкта иξосрሜժуф сօξυчуξըρ րիጶиζ свачυмизէт эрοջ εκоդ оγጪ ճ уйуսጦቻа. О ο բещዠየап ባմዱнዒхуγυ о ሉկоδ овիдуւևፑሎм շεփу зудሴчиνоλθ оφяֆըችըв уψ цωթ ւотвотвина. Уреጲ цግпեጢи ጱы. . Kali ini kita akan mengambil bahasan memantaskan diri. Tetapi memantaskan diri bukan dalam lingkup kecil perihal jodoh semata tetapi dalam lingkup besar. Kenapa blogsadli membahas tentang lingkup besarnya? kan biasanya bahas soal jodoh tuh. Karena memang hidup ini bukan soal jodoh kita tidak pernah tahu siapa jodoh kita apakah kita berjodoh sebagai pengantin dunia ataukah maut lebih dulu menyapa. Rasulallah Saw. pernah bersabda, "Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang mau bertaubat." Tirmizi Memantaskan Diri Karena Allah Kita semua tahu, bahkan sama-sama tahu bahwasanya setiap insan manusia anak keturuna Adam adalah mahluk yang tidak luput dari salah, khilaf dan dosa. Dan setiap apa yang kita lakukan pasti akan ada konsekuensinya cepat atau lambat. Cuaca yang panasanya hanya membakar kulit saja kita sudah tak mampu menahannya, lantas apakah kita akan sanggup untuk menahan panasanya api kita hari ini bermuhasabah diri, sejauh mana taubat kita, sejauh mana tindakan kita selama ini, adakah kita pernah menyakita banyak orang, ataukah kita menyakiti diri kita sendiri. Sahabat Umar bin Khattab pernah berpesan, "koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah dengan amal shalih untuk pagelaran agung pada hari kiamat kelak". Jangan pernah menganggap diri kita lebih baik dari orang lain, tetapi tetaplah merasa terburuk. Karena hal itu akan menjadi motivasi kita menjadi lebih baik dari diri kita sebelumnya. Jika kita terlihat baik, maka itu hanya karena Allah berbaik hati menutup aib kita. Andaikan saja dosa dan kesalahan kita nampak, sungguh kita sendiri tidak akan tahan melihat dosa dan kesalahan dari itu sahabat fillah, teruslah beruat baik dan menjadi baik. Memantaskan Diri Demi Jodoh Memantaskan diri demi jodoh. Ungkapan ini menjadi viral ketika pemuda-pemudi Islam mulai menjadi BAPER cepat terbawa perasaan, singgung sedikit mengenai nikah muda langsung baper. Apa penyebabnya hingga mudah baper seperti demikian? Karena terkadang kita sering sekali caper cari perhatian. Oleh karenanya sahabat Jangan Caper Agar Tak Baper. Dalam persoalan memperbaiki diri demi jodoh, tidak sedikit diantara kita berupaya sekuat tenaga, berusaha mati-matian demi mendapatkan seseorang yang baik sebagai pasangan hidupnya. Sampai kadang kita terlalu memaksa, hingga lupa bahwa ada Allah Swt. sebagai Dzat Yang Maha Menentukan. Kita berusaha mengejar calon yang diinginkan, meminta ia menjadi jodoh kita, berharap agar lamarannya diterima dan menikah dengannya. Namun hanya sebagian kecil dari kita yang berupaya memantaskan diri untuk mendapatkan yang terbaik. Kita terlalu sibuk mencari, namun lupa memperbaiki diri. Lupa bahwa jodoh itu adalah soal pilihan mendapatkan yang terbaik atau menjadikan diri kita sebagai pilihan terbaik. Kita lupa bahwa ia yang baik diciptakan untuk ia yang baik dan begitu pula sebaliknya. Sahabat, sangat penting bagi kita untuk lebih banyak bercermin dan melihat dalam diri kita "sudahkah pantas diri kita mendapatkan apa yang kita harapkan", atau malah kita jauh dari kata pantas. Jika ingin menjemput ia yang terbaik maka persipakan diri kita untuk menjemputnya dalam kondisi terbaik. Kita ingin selamat di dunia dan akhirat, lantas sudah sejauh mana usaha kita untuk mendapatkan keselamatan itu. Kita berharap mendapatkan ia yang terbaik, lalu sebesar apa usaha kita untuk menjemputnya. Jemput ia dalam setiap do'amu, karena obat rindu paling mujarab adalah untaian doa. Jangan terlalu terpaku soal bagaimana jodoh kita nanti, tetapi pikirkanlah bagaimana nasib kita nati ketika maut menjemput. Marilah kita sama-sama terus berupaya untuk memantaskan diri di hadapan Allah Swt. Lalu berlomba-lomba untuk mendapatkan ridha-Nya, meraih surga-Nya kelak. Semoga artikel ini menjadi renungan untuk kita semua dan terus berupaya menjadi yang terbaik sehingga pantas kita mendapatkan yang terbaik. Terima kasih sudah membaca artikel ini, semoga bermanfaat. Salam Literasi dan Salam Perubahan Bertahun-tahun yang lalu, istilah “memantaskan diri” menjadi sebuah primadona. Kalimatnya berbau romantis sekaligus sakral, merujuk pada usaha keras memperjuangkan sebuah hubungan salah satu caranya dengan memperbaiki diri sendiri. Karena katanya orang yang baik akan bersama orang yang baik pula. Jadi, aku pun mulai melakukan banyak perbaikan besar. Jadi senang masak, karena katanya c0wok suka cewek yang bisa masak, dan lain sebagainya. Hingga akhirnya aku sadar suatu harus mengubah diri sendiri agar bisa diterima oleh orang lain? Bukankah, semestinya kita mengubah diri agar bisa diterima oleh diri sendiri? Mengapa harus membuang kebiasaan-kebiasaan buruk agar tidak ditinggalkan pasangan? Bukankah semestinya hal-hal buruk itu ditinggalkan agar kita menjadi lebih baik untuk diri sendiri? Ternyata selama ini aku memaknai kalimat itu dengan keliru. Memantaskan diri, semestinya bukan untuk siapa pun pasanganku nanti, melainkan untuk diriku sendiri. Apa bedanya? Banyak aku memaknai memantaskan diri sebagai upaya menjadi “layak” untuk pasangan. Hingga aku berusaha “mencari” dari luarDulu tujuanku memantaskan diri adalah supaya disegerakan jodohnya. Agar aku tak lagi-lagi mengalami sakitnya patah hati. Karenanya, tanpa sadar aku menjadikan diriku objek untuk sebuah standar dari luar. Aku jadi terpaku pada apa yang diinginkan oleh pasanganku. Perempuan seperti apa sih yang dia suka? Hobi apa yang membuat nilaiku di matanya bertambah? Sikap apa yang harus kupunya supaya dia semakin sayang? Dia suka sama selebgram ini, oh, berarti aku harus menjadi seperti si selebgram. Aku selalu bertanya apa yang membuatnya nyaman, sampai aku lupa bertanya pada diriku sendiri apa yang membuatku konten menarik seputar mencintai diri sendiri Beragam Rumus Self Love dari Podcast. Pengingat Betapa Berharganya DirimuSemestinya aku mencari dari dalam diriku. Sebab mengikuti standar dari luar itu melelahkanPadahal seharusnya kucari dalam diriku sendiri Photo by Elina Sazonova via Mungkin nggak pernah ada definisi yang mutlak untuk sebuah kata “pantas”. Sebab yang pantas pagi A, belum tentu pantas bagi B dan C. Oleh karena itu, sebuah kesalahan bila aku mencari referensi kepantasan diri dari luar diriku. Mungkin itulah yang membuat proses ini terasa sangat melelahkan. Sebab mengikuti standar dari orang lain itu berat. Karena aku ingin menjadi seseorang yang pantas untuknya maka aku pun mati-matian mengikuti “seleranya”. Kuabaikan semua potensi diri sendiri dan menjadi seseorang yang dia mau. Ah, lelah sekali rasanya menjadi seseorang yang bukan ketika kabar baik tak datang juga, aku sibuk menyalahkan diri sendiri. Apa diri ini memang tak layak dicintai?ketika gagal jadi menyalahkan diri sendiri Photo by Tomas Williams via Segalanya memburuk ketika apa yang kuharapkan tak sejalan dengan kenyataan. Apa yang kuperjuangkan ternyata harus direlakan. Apa yang mati-matian kupertahankan ternyata harus dilepaskan. Ketika hal ini terjadi, aku justru menyalahkan diriku sendiri. Dalam benakku yang polos ini, percaya bahwa dia pergi karena ada sesuatu yang salah dari diriku. Sesuatu yang membuatku nggak layak untuk dicintai. Apakah aku memang kurang pantas untuk diperjuangkan sepenuh hati?Kini aku mengerti bahwa “memantaskan diri” yang sesungguhnya bukan untuk orang lain melainkan diriku sendirimemantaskan diri untuk diri sendiri Photo by visionPic via Sesal dan geli itu selalu datang setiap aku mengingat kebodohan di masa lalu. Pemahaman yang salah atas konsep memantaskan diri itu ternyata punya dampak yang begitu besar. Setelah bercak-bercak hitam dalam perjalanan hubungan, kini aku mengerti satu hal. Memantaskan diri yang digembor-gemborkan itu semestinya bukan untuk orang lain. Bukan pacarku saat ini, atau siapa pun jodohku nanti. Satu-satunya yang layak menerima hasil akhir dari upaya meningkatkan kualitas diri ini … ya diriku sendiri. Penentu standar pantas dan nggak pantas itu juga diriku membenahi diri bukan agar layak dicintai orang lain, melainkan agar aku bisa mencintai diriku sendiriagar bisa mencintai diri sendiri Photo by Leah Kelley from Pexels via Mudahnya begini. Bagaimana aku bisa berharap seseorang mencintai dan memperjuangkanku sampai akhir, bila aku nggak bisa mencintai diriku sendiri? Bagaimana orang bisa menghargai setiap potensi dalam diriku ini bila aku sendiri nggak bisa menghargainya sendiri? Sebelum aku melaju ke mana-mana, semestinya kubenahi diri ini untuk diriku sendiri. Aku menuntut diriku sendiri untuk begini dan begitu, agar aku tidak lagi menatap cermin dengan sebuah pertanyaan sesal “kenapa aku begini?” yang menggelanyuti aku sadar bahwa sosok yang bisa kucintai ini, akan mudah dicintai pula oleh orang lainmudah pula dicintai orang lain Photo by Priscilla Du Preez via Mengapa menjadi sosok yang bisa dicintai oleh diri sendiri ini penting? Karena dengan begitu, aku bisa meraih mimpi-mimpiku. Aku berani dan memercayai diriku sendiri untuk mencoba hal-hal baru dan berkembang. Aku mengizinkan diriku sendiri untuk terus belajar sehingga diri ini kaya dengan ilmu. Aku memberi hak seluas-luasnya kepada diriku sendiri untuk menemukan potensi dan mengubahnya menjadi prestasi. Aku memberi kesempatan pada diriku untuk berkenalan dengan banyak orang dan tak gentar menjalin relasi. Diri yang seperti itu, bukankah mudah juga dicintai oleh orang lain?Memantaskan diri agar bisa dicintai oleh orang lain itu sangat melelahkan dan membuatmu terombang-ambing dalam ketidakpastian. Sebab apa yang pantas untuk A dan B belum tentu sama. Tetapi, memantaskan diri agar dicintai oleh dirimu sendiri lebih mudah dan efeknya bertahan untuk jangka panjang. Bonusnya, kepercayaan diri dan kenyamanan atas diri sendiri itu membuatmu bisa menjadi sosok yang lovable dan mudah dicintai. Aku, sih, pilih yang kedua. Kalau kamu? Memantaskan diri, adalah kalimat yang sering kita dengar terkait tentang jodoh, tapi kita perlu tahu apa yang terkandung dalam kalimat ini. Ketika kita pantas, maka kita berhak untuk menagih. Seperti buruh yang pantas mendapatkan uang setelah bekerja keras. Tapi bedanya kita dengan buruh, si majikan tidak pernah menciptakan dia. Majikan tidak pernah memberi dia mata, tidak memberi dia tangan. Berbeda dengan Allah, karena sebelum kita mendapatkan tugas dengan Allah, Allah sudah menciptakan kita, sudah memberi banyak kepada kita. Jika Allah tidak membalas kita karena perbuatan kita, itu pun sudah cukup bagi Allah, karena Allah sudah memberi banyak bagi kita. Kita tidak bisa apa-apa tanpa bantuan dan jasa baik dari Allah. Bantuan dan jasa baik dari Allah kita rasakan perdetik, bukan lagi per hari dan per menit, tapi per detik. Setiap detik kita merasakan kebaikan dari Allah, yang mana kebaikan itu kita rasakan detik per detik, dan kebaikan itu begitu vital bagi kita. Begitu vital, karena kebaikan itu berupa hajat hidup kita. Maka kita tidak pantas untuk menagih kepada Allah, karena Allah begitu baik pada kita. Allah telah memberi anugerah yang lebih besar dibandingkan ibadah kita. Ibadah kita adalah lebih kecil, jauh dari apa yang kita terima dari nikmat Allah. Juga kita tidak tahu apakah ibadah diterima atau ditolak? Apakah ibadah kita ini setimpal dengan nikmat Allah yang begitu banyak? Nikmat mata bisa dibayar dengan bersujud selama lima ratus tahun, demikian kata ulama. Ini baru nikmat mata. Padahal nikmat mata tidak bisa berdiri sendiri tanpa nikmat lain. Semua organ tubuh manusia adalah berkaitan, bahkan bisa dibilang berkaitan secara langsung. Tidak ada organ tubuh yang bisa berdiri sendiri. Maka nikmat Allah jauh lebih besar daripada ibadah dan syukur yang kita lakukan kepada Allah. Amal ibadah kita terlalu kecil jika dibandingkan dengan nikmat Allah. Maka ketika Allah tidak memberi balasan pada kita atas amal kita pun sudah cukup untuk alasan Allah. Karena nikmat Allah sudah begitu banyak dan besar kita rasakan. Tetapi Allah begitu Maha Baik, meski sudah memberikan banyak, dan balasan serta syukur manusia begitu sedikit, tapi Allah tetap berjanji memberikan balasan. Jadi kita menerima balasan bukan karena kita berhak, tapi karena Allah telah berjanji. Konsep balasan Allah tidak sama dengan konsep balasan buruh. Di mana konsep balasan buruh adalah sesuai dengan hasil kerja. Dan buruh berhak atas upah kerja karena telah bekerja. Tapi kita mendapatkan pahala karena kemurahan Allah yang sudah bermurah untuk memberikan balasan bagi yang beramal. Ketika kita diberi pemberian oleh Allah, maka kita harus berterima kasih. Artinya ketika kita mendapatkan balasan dari Allah, maka balasan itu bukan karena amal kita. Tapi karena kebaikan Allah yang memberikan balasan. Bukan karena kita berhak dan Allah wajib memberikan. Tidak ada yang bisa mewajibkan sesuatu pada Allah. Tetapi Allah yang bermurah untuk membalas amal kita. Kita sering mendengar istilah memantaskan diri, terutama dalam konteks perjodohan. Tapi sudahkan kita tahu apa yang ada di balik kata memantaskan diri? Memantaskan diri berarti kita membuat diri kita pantas mendapat jodoh. Ketika kita memiliki target jodoh tertentu, yang mana jika kita memiliki kriteria jodoh yang kita inginkan, maka kita harus memantaskan diri agar sesuai dengan kriteria kita. Padahal jodoh tidak selamanya memiliki rumus itu, tidak selamanya sesuai dengan rumus yang kita terapkan dalam kehidupan manusia. Banyak yang memiliki keyakinan ketika kita ingin memiliki jodoh dengan spesifikasi tertentu, maka kita harus memantaskan diri untuk spesifikasi yang kita inginkan dari jodoh itu. Ada yang menginginkan jodoh dengan kriteria tinggi, maka dia harus menaikkan spesifikasinya, agar nanti ketika sudah pantas, dia akan mendapatkan jodoh yang dia inginkan dengan spesifikasi yang cocok. Padahal jodoh tidak selamanya seperti itu. Tidak berdasarkan kepantasan dan kepatutan tertentu. Jodoh adalah pilihan Allah. Akhirnya ketika dia tidak menemukan jodoh dengan spesifikasinya, maka dia tidak mau menikah. Ketika tidak ketemu jodoh yang sesuai spesifikasi, maka dia bisa jadi menggerutu dan menyalahkan Allah, karena merasa dirinya sudah sesuai spesifikasi, maka harus mendapatkan apa yang sudah menjadi haknya. Dia menganggap ketika sudah memenuhi spesifikasi, maka Allah wajib memberikan apa yang menjadi impiannya. Dia menggugat Allah. Di samping itu juga, sangat kental nuansa Law of Attraction di balik kata memantaskan diri. Apa itu Law of Attraction? Itu adalah istilah modern untuk hukum karma dalam keyakinan hindu. Kita mendapatkan apa yang pantas kita dapatkan. Ketika kita ingin mendapatkan, maka kita harus memantaskan diri agar bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Memantaskan diri, dalam pandangan LoA, adalah dengan memancarkan frekuensi yang cocok ke alam semesta lewat pikiran. Ketika kita sudah memantaskan diri, maka kita akan menarik Allah untuk memberikan yang kita inginkan. Dan seolah-olah Allah akan bergerak sesuai dengan kepantasan kita, bukan sesuai dengan kehendakNya. Artinya dari kita yang bergerak, kemudian Allah yang memberi kita sesuai yang kita kehendaki. Seolah olah Allah menunggu kita untuk bergerak sebelum berkehendak. Seolah Allah tidak memiliki kehendak merdeka, melainkan harus menunggu frekuensi yang tepat dari hambaNya untuk bergerak. Kita harus menyesuaikan diri dengan jodoh kita, nanti baru Allah memberi jodoh yang sesuai. Dan dalam prakteknya, banyak sekali rumah tangga yang tidak berdiri di atas kecocokan seperti itu. Banyak orang yang nampak jodohnya tidak cocok dan tidak sesuai, ya ini karena memang yang berlaku bukan seperti yang teori memantaskan diri, yang meyakini bahwa jodoh adalah dari diri kita sendiri. Bukan seperti teori jodoh adalah dari usaha kita sendiri, bukan dari pemberian Allah. Dan bisa jadi menurut kita cocok, tapi menurut Allah tidak. Kita lebih percaya dan lebih menerima pilihan Allah daripada pilihan kita sendiri. Karena Allah Maha Tahu, sedangkan kita tidak. Banyak sekali yang jika kita lihat tidak cocok, tetapi nyatanya tetap berumah tangga hingga sekarang. Dan banyak sekali orang yang tidak pernah saling kenal sebelumnya, baru mengenal saat sesi perkenalan, tapi berumah tangga dengan indah. Bahkan ada yang sama sekali tidak pernah melihat istrinya sama sekali, baru melihat setelah melakukan akad nikah. Tapi rumah tangga mereka bahagia. Allah tidak menetapkan teori memantaskan diri seperti ini. Yang harus kita lakukan adalah kita beramal shaleh sebanyak mungkin, dan ini adalah tugas kita selama di dunia, apakah kita mau berjodoh atau tidak, tetaplah itu menjadi tugas kita kepada Allah. Kita kita harus mengejar rahmat Allah. Persoalan jodoh itu menjadi urusan Allah. Sebagaimana ada yang tidak diberi harta banyak di dunia ini, ada mereka yang tidak diberi jodoh. Tapi di sorga nanti, semua akan meraih jodoh. Di mana masalah teori memantaskan diri? Masalahnya adalah kita merasa bahwa jodoh adalah dari diri kita sendiri yang kemudian mengontrol Allah. Ketika kita tidak pantas, maka Allah tidak akan memberi. Konsekuensi teori ini adalah tidak ada Allah di dunia ini. Atau jika dipaksakan menganggap adanya Allah, maka Allah tidak memiliki kehendak sendiri, dan Allah dikontrol oleh kehendak hambaNya. Karena LoA pada dasar teori aslinya adalah teori yang meniadakan Allah, yang ada dalam kamus mereka adalah alam semesta, dengan kata semesta, mereka meniadakan Allah. Ketika kita ingin sesuatu, maka tinggal memikirkan, memancarkan gelombang ke semesta, maka semesta akan memproses permintaan kita, kita akan mendapat apa yang kita pikirkan. Semesta akan hanya memproses apa yang diminta dan dipikirkan oleh pikiran kita. Demikian keyakinan Law of Attraction yang menyimpang. Kita akan dapat apa yang kita pikirkan. Nah ini ada benang kesamaan dengan teori memantaskan diri, karena orang akan dapat apa yang sesuai dia usahakan. Ketika dia pantas mendapatkan jodoh dengan kriteria tertentu, maka dia akan mendapat apa yang pantas dia dapatkan. Kita diajak untuk memantaskan diri, agar kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Jadikan dirimu pantas mendapat apa yang diinginkan, maka kamu akan dapat apa yang kau inginkan. Inilah persamaan antara teori memantaskan diri dan LoA. Bagaimana jika kata alam semesta diganti dengan kata Allah? Ini tidak akan mengubah apa-apa, karena substansi inti dari LoA tidak akan bisa berubah hanya karena perubahan kata Allah. Alam semesta adalah ciptaan Allah, dan baru bereaksi ketika ada gelombang masuk dari pikiran manusia. Ketika tidak ada gelombang dari pikiran manusia, maka alam tidak bereaksi. Sama dengan teori memantaskan diri, kita akan dapat apa yang pantas kita dapatkan. Ketika kita memantaskan diri sampai pantas sesuai dengan apa yang kita dapatkan, barulah kita dapat apa yang pantas kita dapatkan. Maka bisa dibilang, teori memantaskan diri adalah hanya terjemahan dari LoA. Hanya ketika disampaikan di kalangan muslim, maka ditambahkan dengan diksi-diksi yang sesuai ajaran Islam, seperti ditambahkan kata dengan ibadah pada Allah? Pertanyaannya, apakah ibadah kita ini cukup untuk membayar Allah? Apakah hubungan hamba dengan Allah adalah hubungan antara buruh dan majikan? Bukan. Hamba ini terlalu lemah. Allah yang Maha Penyayang, berkenan memberikan rahmatNya pada kita. Juga dalam teori memantaskan diri adalah lebih parah ketika diterapkan dalam konteks Islam. Karena memantaskan diri mengandung adanya hak dan kewajiban. Seolah adalah dengan ibadah kita maka kita merasa pantas untuk mendapatkan. Seolah Allah wajib memberikan pada kita. Kita memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh, memantaskan diri dengan ibadah, pertanyaannya, apakah ibadah itu membuat kita pantas? Nah akhirnya merasa pantas diri, dan merasa diri ini layak, maka diri ini suah terjangkit kesombongan. Ketika kita mendapat sesuatu, kita bukan layak, tapi Allah yang memberi pahala dan balasan bagi kita. Allah yang mencurahkan rahmatnya. Karena amalan kita tidak akan bisa membuat pantas. Mari kita telaah hadits Nabi berikut ini عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ لَنْ يُنْجِىَ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ ». قَالَ رَجُلٌ وَلاَ إِيَّاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ وَلاَ إِيَّاىَ إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِىَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَلَكِنْ سَدِّدُوا ». Dari Abu Hurairah berkata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Amal seseorang tidak akan menyelamatkannya. Seorang sahabat bertanya Engkau juga begitu wahai Rasulullah? Beliau menjawab bukan juga diriku, kecuali Allah mencurahkan rahmatNya kepadaku, tetapi berusahalah sekuat tenaga. HR Muslim Ketika amal sudah tidak bisa membuat kita layak masuk sorga, apalagi sekedar mendapatkan jodoh. Sedangkan sorga lebih tinggi nilainya dari sekedar jodoh. Apalagi ketika orang beramal untuk memantaskan diri, maka ada pergeseran niat yang luar biasa, niat bergeser dari mencari ridho Allah, dan mendapatkan sorga, menjadi beramal untuk memantaskan diri. Dan akan terjerumus pada paham merasa diri ini hebat. Mereka yang beramal dan beribadah hanya untuk mendapatkan jodoh amatlah rugi. Oleh Ustadz Syarif Baraja Source - Berbicara tentang jodoh rasanya memang terkadang membuat galau bagi sebagian pemuda. Padahal sama seperti halnya tentang kematian dan rezeki, jodoh juga merupakan hal yang masih misteri yang sudah ditetapkan oleh Allah. Oleh sebab itu nggak ada yang tahu dengan siapa, kapan dan bagaimana seseorang akan bertemu jodohnya. Jodoh adalah seseorang yang menemani kita di hari ini, esok dan nanti. Menyegerakan menikah adalah perbuatan baik. Namun semua tidak semudah mengucapkannya, dibutuhkan keikhlasan dan kesabaran bagi mereka yang belum menemukan jodohnya. Kadang kala banyak orang merasa lelah mencari dan menunggu jodoh. Padahal ada banyak hal yang bisa dipersiapkan, misalnya melalui doa dan ikhtiar. Untuk mendapatkan jodoh yang baik, kamu juga harus memantaskan diri menjadi pribadi yang sepadan. Sebab ada istilah, jodoh adalah cerminan diri. Nah selain memperbaiki diri, kamu juga bisa membaca kata-kata mutiara Islam tentang jodoh agar menambah motivasi dan semangat dalam penantian atau menjemput jodoh. Dengan kata yang penuh makna membuat kamu lebih tenang dan adem. Membaca kata-kata tentang jodoh, setidaknya bisa membuat pikiranmu menjadi lebih luas. Berikut 50 Kata-kata mutiara Islam tentang jodoh, penuh makna dan bikin adem, seperti himpun dari berbagai sumber, Selasa 2/6. Kata-kata mutiara Islam tentang usaha menjemput jodoh. foto Instagram/sahabatsdakwah 1. "Jatuh cintalah kepada Allah terlebih dahulu, maka pada saatnya nanti Allah pasti akan memberimu seseorang yang tepat dan pantas untukmu." 2. "Untukmu yang selalu kusebut dalam doa, izinkan aku menjadi bagian dari hidupmu." 3. "Jika akhirnya kamu tidak bersama dengan orang yang sering kamu sebut dalam doamu, mungkin kamu akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut namamu dalam doanya." 4. "Kau hanya perlu menggunakan waktu menunggumu dengan hal baik. Karena Tuhan itu tahu, kapan waktu yang tepat untuk dia menyentuh hatimu." 5. "Seorang Pria mendambakan wanita yang sempurna dan begitu juga wanita mendambakan sosok pria sempurna, namun mereka tidak tahu bahwa Allah telah menciptakan mereka untuk saling menyempurnakan satu sama lain." 6. "Lelaki bilang, 'Zaman sekarang nyari wanita shalihah susah!' wanita bilang, 'Zaman sekarang nyari lelaki shalih susah!' pertanyaannya, 'Kenapa sibuk mencari, bukan menjadi?'." 7. "Jodoh itu kayak 'Alif Lam Mim' ayat pertama surat Al-Baqarah, artinya yaitu hanya Allah yang tahu." 8. "Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan fokuslah untuk memantaskan dirimu. Yakinlah Allah akan hadirkan dan tunjukkan penyempurna agamamu di saat yang tepat." 9. "Melangkahlah sendirian sampai Allah mengutus seseorang untuk berjalan bersama mendampingimu." 10. "Karena mendoakan adalah cara mencintai paling rahasia." 11. "Ada saatnya kamu memperjuangkan dan diperjuangkan oleh seseorang. Bersabarlah dan fokuslah untuk memantaskan dirimu. Yakinlah Allah akan hadirkan dan tunjukkan penyempurna agamamu di saat yang tepat." 12. "Cintailah dia dari kejauhan agar terjaga kehormatan. Cintailah dia dalam kesederhanaan dan keikhlasan. Namun jika belum mampu,maka cintailah dia dalam diam, cukup Allah saja yang tahu." 13. "Ya Allah, jika dia benar untukku, dekatkanlah hatinya dengan hatiku. Jika dia bukan milikku, damaikanlah hatiku dengan ketentuan-Mu." 14. "Perkara jodoh. Terkadang kamu lupa akan konsepnya. Bahwa, itu diatas kendali Sang Pencipta. Biarkan semesta bekerja sebagaimana mestinya. Tugas kita, menanti dan memantaskan" 15. "Menanti jodoh itu memang memerlukan doa dan usaha. Dan usaha yang utama adalah memperbaiki diri agar dapat yang baik pula." 16. "Tidak akan jodoh jika tanpa pengorbanan, dia suatu saat pasti akan kau dapatkan, asal perjuangan yang kau lakukan dilandasi dengan kesabaran." 17. "Mendoakanmu dalam diam telah melatihku untuk mencintai dengan tulus, ikhlas tanpa tapi." 18. "Bersabarlah duhai hati suatu hari akan hadir tempat terbaik yang dapat menjadi pelabuhan pertama dan terakhirmu." 19. "Jodoh selalu tahu ke hati mana ia harus melangkah dan berpulang. Sebab itu setiap yang mencari pasti menemukan, setiap yang menanti pasti akan ditemukan." 20. "Bijaklah dalam masa penantianmu. Kelak kamu akan takjub bagaimana Allah mempertemukan dengan jodohmu." Kata-kata mutiara Islam tentang jodoh, bikin adem. foto Instagram/jodoh_rahasiaallah 21. "Bukanlah kesabaran jika masih mempunyai batas, dan bukanlah keikhlasan jika masih merasakan sakit." 22. "Jangan berduka, apa pun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud lain." - Jalaludin Rumi 23. "Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku." – Umar bin Khattab 24. "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah selalu bersama kita." - QS At Taubah 40 25. "Jangan menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu. Dan yang membencimu tidak percaya itu." - Ali bin Abi Thalib 26. "Orang yang terkaya adalah orang yang menerima pembagian taqdir dari Allah dengan senang hati." -Ali bin Husein 27. "Jodoh merupakan rezeki. Kewajiban kita hanyalah berikhtiar. Bukan menentukan." 28. "Di dunia ini ada yang misteri ada pula yang pasti. Jodoh adalah misteri sedangkan mati sudah pasti." 29. "Jodoh kita sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Mau diambil dari jalan yang haram ataupun halal dapatnya tetap itu juga. Yang beda itu rasa berkahnya, bukan tentang apa, berapa atau siapa. Tapi bagaimana Allah memberikannya; diulur lembut mesra atau dilempar dengan penuh murka." 30. "Cinta, mungkin akan datang bila kita sunyi dan sendiri. Jodoh juga akan datang jika kita sudah siap." 31. "Hal yang paling indah adalah ketika dua orang saling rindu, namun tidak berkomunikasi, tetapi keduanya saling mendoakan di dalam sujudnya masing-masing." 32. "Kita diperintahkan untuk berusaha, ikhtiar dalam menemukan belahan jiwa, tapi pada akhirnya Allah jua yang menentukan." 33. "Jodoh, bukan tentang siapa cepat dia dapat. Melainkan, memantaskan diri dengan taat hingga memang mampu mendapat jodoh yang tepat." 34. "Jodoh tetap misteri. Syukuri ketidaktahuan itu dengan merencanakan & mengupayakan yang terbaik menuju pernikahan suci di dunia nan fana." 35. "Allah selalu punya skenario terindah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti. Bersyukur atas semua kebaikan dan ujian yang Allah berikan pada kita. Kita hanya perlu menjadi hamba-Nya yang taat." Kata-kata mutiara Islam tentang bersabar menanti jodoh. foto Instagram/olaav12 36. "Tabahkan hatimu dalam penantian jodoh. Pernikahan bukanlah perlombaan." 37. "Jangan menikah hanya karena didesak umur. Menikahlah kalau kamu sudah yakin bahwa dengannya surga akan lebih dekat denganmu." 38. "Kesabaran itu tanpa batas. Namun kebaikan dibalik kesabaran itu tiada batas." 39. "Jangan pusingkan rencana Allah tentang jodoh yang belum datang karena Allah lebih tahu kapan waktu terbaik bagimu untuk berjodoh." 40. "Kesabaran adalah kunci kegembiraan, terburu nafsu adalah kunci kesusahan." 41. "Dalam urusan jodoh, kesendirian karena penantian penuh kesabaran jauh lebih baik daripada mendahului berpasangan namun tak halal." 42. "Jangan menyerah saat doa-doamu belum dijawab. Jika kamu mampu bersabar, Allah mampu memberikan lebih dari apa yang kamu minta." 43. "Ketika berbicara tentang pernikahan, Allah mengatakan bahwa pasanganmu ibarat pakaian untukmu. Sebuah pakaian bisa jadi pas atau kurang pas. Tapi bagaimanapun juga, pakaian akan menutupi, melindungi dan mempercantik ketidaksempurnaan." 44. "Jika memang Allah takdirkan bersama, maka semoga disegerakan untuk kamu dimampukan tuk meminangnya." 45. "Perjalanan mencari cinta karena Allah terasa lebih tenang tentu berpahala karena senantiasa diawasi agar tidak jatuh di jalan yang salah." 46. "Semoga dalam kesendirian ini kita bisa bisa benar-benar lolos dalam ujian menahan diri dari lawan jenis." 47. "Karena jika memang jodoh Allah akan semakin mendekatkan, bukan menjauhkan." 48. "Di hadapanmu aku malu memandangmu. Tapi di hadapan Allah, terang-terangan aku meminta agar dijodohkan denganmu." 49. "Sampai kapanpun kamu tak akan menemukan jodoh sejatimu jika yang kamu cari adalah kesempurnaan." 50. "Kagum itu merupakan hal yang wajar, maka merahasiakannya merupakan hal yang sangat mulia." brl/tin Recommended By Editor Doa agar dicintai orang lain menurut ajaran Islam, untuk pria & wanita Doa ketika rindu seseorang sesuai ajaran Islam Doa cepat dapat jodoh beserta amalan dan dalilnya, untuk pria & wanita Doa untuk pengantin Islam lengkap dengan arti dan maknanya 10 Meme jomblo cari jodoh, menggelitik & ada pesan yang dalam

memantaskan diri dalam islam